PELAKSANAAN MANAJEMEN SARANA PENDIDIKAN PADA SD NEGERI SE-KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DIY (STUDI KASUS PADA SDN MEJING I, SDN SIDOARUM DAN SDN KRAPYAK)
Jul 2nd, 2008
Visited 5383 times, 73 so far today by admin2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa
ini era globalisasi menuntut kesiapan yang lebih matang dalam segala
hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu andalan untuk mempersiapkan
sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman.
Persiapan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dilakukan sejak
dari masa pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
Peran
sarana pendidikan sangat penting dalam memperlancar pelaksanaan proses
belajar mengajar. Di satu sisi harapan yang dibebankan pada dunia
pendidikan sangat banyak, tetapi di sisi lain dunia pendidikan
mempunyai banyak masalah yang menghambat dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Salah satu masalah yang dihadapi oleh
sekolah adalah masalah sarana pendidikan.
Masalah-masalah sarana pendidikan yang dihadapi sekolah antara lain sarana
penunjang pendidikan belum sepenuhnya berada dalam kondisi yang
memadai. Hal ini dapat dilihat misalnya sarana belajar seperti
peralatan olahraga rusak. Kondisi yang demikian, selain akan
berpengaruh pada ketidaklayakan, ketidaknyamanan pada proses belajar
mengajar, juga akan berdampak pada keengganan orangtua untuk
menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah tersebut. Fasilitas lainnya
yang mempengaruhi mutu pendidikan ialah ketersediaan buku. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Depdiknas diketahui bahwa secara
nasional, rata-rata rasio buku per siswa untuk SD adalah 0,80, yang
belum menunjukkan rasio satu siswa satu buku. Padahal buku merupakan
alat pelajaran yang sangat penting yang ketiadaannya dapat menghambat
pelaksanaan proses belajar mengajar (Bappenas, 2004 & Program
Kebijakan Depdiknas, 2004).
Adanya
masalah-masalah sarana pendidikan berupa sarana penunjang pendidikan
kurang memadai disebabkan karena satuan-satuan pendidikan dan
Pemerintah Kabupaten/Kota lebih banyak mengalokasikan sebagian anggaran
untuk gaji guru, sementara biaya operasi satuan pendidikan di luar gaji
hanya mencapai paling tinggi 5-10%. Akibatnya, pembiayaan untuk sarana
pembelajaran, biaya pembelajaran, pengembangan staf, dan biaya
perawatan dan pemeliharaan sarana sekolah sangat kecil sehingga tidak
menunjang upaya peningkatan mutu dan relevansi. Selain itu disebabkan
oleh variasi antardaerah dan satuan pendidikan mengenai pengeluaran
biaya pendidikan, termasuk dalam pembiayaan untuk gaji dan di luar
gaji, masih sangat besar sehingga menimbulkan potensi ketidakadilan
dalam pemerataan kesempatan belajar yang bermutu (Bappenas, 2004 &
Program Kebijakan Depdiknas, 2004).
Dari pihak sekolah sendiri masalah sarana pendidikan muncul
disebabkan karena kurang optimalnya perawatan yang dilakukan terhadap
sarana pendidikan yang sudah ada. Kurangnya perawatan terhadap sarana
pendidikan yang sudah ada menyebabkan sarana pendidikan di sekolah
banyak yang rusak, sehingga pada saat akan digunakan sarana tersebut
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Manajemen
sarana pendidikan sangat penting agar sarana pendidikan dapat
difungsikan dengan baik. Manajemen adalah proses untuk menyelenggarakan
dan mengawasi suatu tujuan tertentu (Ngalim Purwanto, 2006: 6). Dalam
konteks sarana pendidikan, maka manajemen sarana pendidikan dapat
diterjemahkan sebagai proses untuk menyelenggarakan dan mengawasi
sarana pendidikan yang ada di sekolah.
Dalam manajemen sarana pendidikan hal-hal yang dibicarakan dan dilaksanakan berkaitan dengan
Terkait
dengan ruang lingkup manajemen itu penulis tertarik untuk meneliti
pelaksanaan manajemen sarana pendidikan di Sekolah Dasar se-Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman yang meliputi perabot
(misalnya meja, kursi, almari, rak buku, kursi tamu), peralatan
pendidikan (misalnya papan tulis), media pendidikan (misalnya globe,
komputer), bahan habis pakai (misalnya kapur tulis dan spidol), serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.
Penelitian dibatasi pada sarana-sarana tersebut karena sarana-sarana
tersebut sering digunakan tetapi manajemennya kurang baik. Pelaksanaan
penelitian dilakukan di Kecamatan Gamping karena dari survey awal yang
dilakukan, terdapat banyak masalah manajemen sarana pendidikan di SD
Kecamatan Gamping.
Masalah
yang ditemukan antara lain tidak ada tahapan penentuan kebutuhan di
sekolah, sehingga sarana yang dimiliki hanya tergantung kepada
kebijakan yang ditetapkan pihak atasan sedangkan pihak atasan sendiri
tidak mengetahui kebutuhan sarana pendidikan di masing-masing sekolah.
Hal ini menimbulkan dampak ada sarana pendidikan yang sangat dibutuhkan
tetapi tidak diberikan, dan ada sarana pendidikan yang sudah ada tetapi
justru ditambah dari pihak atasan.
Dalam
hal pengadaan sarana pendidikan juga sering terjadi masalah, yaitu
dalam hal ada suatu kebutuhan sarana pendidikan, tetapi pihak atasan
tidak memberikan sarana tersebut. Di lain pihak kegiatan belajar
mengajar dapat terhambat jika sarana pendidikan itu tidak ada. Hal ini
menuntut pihak sekolah untuk mengadakan sarana pendidikan dengan cara
membeli sendiri, padahal dana untuk itu tidak ada. Hal ini membuat
pengadaan sarana pendidikan menjadi terhambat.
Masalah lain adalah pada proses pencatatan/pengurusan. Pencatatan
sangat penting dilaksanakan untuk mengetahui inventarisasi sarana yang
ada dan keadaan sarana itu sendiri. Akan tetapi ada sekolah yang tidak
melakukan pencatatan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan tidak
adanya kartu laporan untuk sarana pendidikan yang menjadi inventaris
sekolah. Ketiadaan kartu laporan ini membuat pihak sekolah tidak
memiliki data yang valid mengenai keadaan masing-masing sarana
pendidikan. Akibat lebih jauh, pihak atasan tidak dapat mengetahui
dengan jelas kebutuhan masing-masing sekolah sehingga ketika memberi
bantuan sarana pendidikan, belum tentu sesuai dengan kebutuhan sekolah
yang bersangkutan.
Masalah
manajemen sarana pendidikan yang juga ditemukan adalah masalah
pertanggungjawaban. Seharusnya semua aspek pelaksanaan manajemen sarana
pendidikan dapat dipertanggungjawabkan, termasuk penghapusan sarana
pendidikan. Akan tetapi dalam prakteknya ternyata di Sekolah-sekolah
Dasar Kecamatan Gamping, proses penghapusan itu tidak dilakukan sesuai
dengan prosedur. Hal ini tampak dari kenyataan bahwa barang-barang yang
menjadi sarana pendidikan dapat dimiliki oleh guru atau kepala sekolah
tanpa melalui prosedur yang benar. Seharusnya pemilikan barang tersebut
tidak dapat diambil begitu saja, tetapi harus diberikan kepada instansi
atasan (Dinas) Departemen Pendidikan Nasional. Oleh instansi atasan,
barang tersebut dapat dilelang atau dapat juga langsung dilimpahkan
pengelolaannya kepada kepala sekolah. Jika sudah diserahkan
pengelolaannya kepada Kepala Sekolah barulah barang itu boleh dimiliki
secara perorangan sesuai dengan kebijakan Kepala Sekolah. Akan tetapi
dalam prakteknya, biasanya barang yang sudah tidak dipakai itu langsung
diambil begitu saja oleh guru atau kepala sekolah. Hal ini berdampak
pada terjadinya perilaku ingin memiliki barang yang menjadi sarana
pendidikan diantara para guru yang ada, sehingga bisa mengganggu
ketersediaan sarana pendidikan di sekolah. Adapun contoh sarana
pendidikan yang sering dimiliki secara langsung adalah meja dan kursi
untuk sarana belajar siswa.
Munculnya
masalah-masalah sarana pendidikan sebagaimana dikemukakan di atas,
membuat penulis tertarik untuk meneliti pelaksanaan manajemen sarana
pendidikan di SD Negeri se Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Sebaran sarana pendidikan masih kurang merata.
2. Banyak sekolah yang belum lengkap sarana pendidikannya.
3. Sarana penunjang pendidikan banyak yang rusak dan jumlahnya tidak mencukupi.
4. Perawatan yang dilakukan terhadap sarana pendidikan tidak optimal.
5. Biaya perawatan dan pemeliharaan sarana sekolah sangat kecil sehingga tidak menunjang upaya peningkatan mutu dan relevansi.
6. Pelaksanaan manajemen sarana pendidikan masih belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat
adanya keterbatasan waktu, tenaga dan dana, maka tidak mungkin untuk
meneliti semua masalah yang telah diidentifikasi. Oleh karena itu
penelitian ini akan dibatasi pada masalah pelaksanaan manajemen sarana
pendidikan di SD Negeri se-Kecamatan Gamping yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.
Adapun aspek manajemen yang dikaji meliputi penentuan kebutuhan, proses
pengadaan, pemakaian, dan pencatatan/pengurusan, dan pertanggungjawaban.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dilakukan, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
- Bagaimana
kegiatan pelaksanaan manajemen sarana pendidikan di SD Negeri
se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman dalam aspek penentuan kebutuhan,
proses pengadaan, pemakaian, pencatatan/pengurusan, dan
pertanggungjawaban?
- Apa saja kendala dalam pelaksanaan manajemen sarana pendidikan di SD Negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman?
- Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:
- Kegiatan
pelaksanaan manajemen sarana pendidikan di SD Negeri se-Kecamatan
Gamping Kabupaten Sleman dalam aspek penentuan kebutuhan, proses
pengadaan, pemakaian, pencatatan/pengurusan, dan pertanggungjawaban.
- Kendala-kendala dalam pelaksanaan manajemen sarana pendidikan di SD Negeri se-Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman.
- Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut.
- Bagi sekolah
Dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam pelaksanaan manajemen sarana pendidikan.
- Bagi guru
Dapat memberi masukan bagi guru mengenai penggunaan sarana
pendidikan dalam membantu pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah.
- Bagi Jurusan Administrasi Pendidikan
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memperkaya kajian
bidang administrasi pendidikan dalam bidang manajemen sarana pendidikan di Sekolah Dasar.
===================================================
Ingin memiliki Skripsi/Tesis versi lengkapnya? Hubungi Kami.
===================================================
"Appreciation of what was written depends solely on the mind of the reader. Therefore, we cannot guarantee you high grades because it will be the single discretion of your teacher. What we can pledge is to exhaust all means to give you a well-written quality work. With the teamwork that we have, we are bound to achieve this goal."

July 5th, 2008 at 4:10 am
Saya pesan judul :
PS: korelasi antara pemahaman tentang global warming dan budaya lingkungan dengan perilaku hemat energi
July 5th, 2008 at 4:11 am
Saya pesan judul :
PS: korelasi antara pemahaman tentang sumber daya alam dan budaya lingkungan dengan perilaku hemat energi
July 5th, 2008 at 4:12 am
Saya pesan judul :
PS: e-learning
July 25th, 2008 at 1:09 am
Saya pesan judul :
pelaksanaan menajeman sarana pendidikan pada sd negeri kecamatan gamping kab sleman DIY ( Studi kasus pada SDN Meijing dst. )
PS:
November 2nd, 2008 at 12:39 am
Saya pesan judul : PELAKSANAAN MANAJEMEN SARANA PENDIDIKAN PADA SD NEGERI SE KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DIY
PS:
November 3rd, 2008 at 1:56 am
Saya pesan judul : Tesis ” Pengaruh frekuensi latihan dan motivasi latihan terhadap ketrampilan passing pada permainan bolavoli di SMA
atau judul yang sesuai dengan pendidikan penjasorkes SMA
PS:
December 31st, 2008 at 7:01 pm
Saya pesan judul : TESIS Yang berhubungan dengan guru sekolah dasar yang paling baru, terkini
PS: Serius sekali
February 14th, 2009 at 4:04 am
pesen tesis yang berkaitan dengan judul pendidikan agama islam di mi/mts/ma
March 3rd, 2009 at 10:00 am
Saya pesan judul : Penelitian Tindakan sekolah Dasar
PS: Tolong kirimkan contoh makalahny…terimakasih…
March 10th, 2009 at 12:18 am
Saya pesan judul :
Kebijakan dan Manajemen Mutu Pendidikan
PS:
March 17th, 2009 at 8:42 am
Saya pesan judul : tentang “pengelolaan sarana pembelajaraan praktik siswa atau alat praktik siswa smk
PS: sangat serius