Logo
www.apiel.xtgem.com


Tips kecantikan ala islam

Allah SWT itu indah, dan
mencintai keindahan, begitu
bunyi salah satu hadis
Rasululah SAW. Dalam hadis
lainnya juga diungkapkan
bahwa, Sesungguhnya Allah
SWT itu bersih dan mencintai
kebersihan. Ajaran yang
disampaikan Rasulullah SAW
itu telah melecut para ilmuwan
Muslim untuk berkontribusi
dalam bidang perawatan
kecantikan, mulai dari rambut
hingga ujung kaki.
Sejatinya, perawatan
kecantikan telah berkembang
sejak era kejayaan Islam.
Adalah Ibnu Sina (980 -1037
M) dokter Muslim legendaris
dalam kitabnya Qanin fi Thib
atau Canon of Medicine secara
khusus menuliskan rahasia dan
resep perawatan kecantikan
mulai rambut hingga ujung
kaki. Tips perawatan
kecantikan itu ditulis dalam
bab khusus yang disebut ziyet
penampilan fisik.
Prof Nil Sari dari Fakultas
Kedokteran Istanbul
University dalam tulisannnya
bertajuk 'Beauty, Hair and
Body Care in the Canon of Ibn
Sina mengungkapkan, meski
istilah ziynet kerap digunakan
untuk menyebut hiasan-
hiasan, namun dalam kitab itu
Ibnu Sina menjelaskan tentang
tips dan rahasia berkaitan
dengan penampilan, seperti
perawatan rambut dan tubuh.
Menurut Prof Nil, sejak abad
ke-10 M, Ibnu Sina sudah
membahas mengenai penyakit
kulit, perawatan, dan
penyembuhannya. ''Ia juga
membahas mengenai masalah
berat badan, misalnya
kegemukan dan kekurusan
serta dampaknya terhadap
penampilan,'' tutur Prof Nil.
Ibnu Sina juga membahas
tentang simptom atau gejala.
Misalnya, ia mengupas tentang
berbagai masalah kecantikan
yang kerap dihadapi setiap
orang, seperti rambut rontok,
kulit yang berubah pucat,
serta bagaimana
merampingkan tubuh. Dalam
kitabnya yang fenomenal itu,
ia juga mengungkapkan
tentang formula perawatan
rambut dan kulit.
Selain itu, Ibnu Sina juga
memaparkan tentang
penyakit-penyakit kulit,
metabolisme serta makanan
yang perlu dikonsumsi dan
tidak untuk menjaga
kecantikan tubuh. Avicenna
begitu ia akrab disapa di Barat
mengupas masalah kecantikan
bukan bertujuan untuk
mempercantik diri, namun
lebih menekankan pada sudut
pandang kesehatan dengan
cara merawat tubuh.
Masalah Rambut
Dalam kitabnya, Ibnu Sina
mengungkap rahasia
perawatan rambut. Ia
mengkaji semua hal tentang
rambut (sha'r), jenggot dan
lainnya. Ia sudah mampu
mengungkapkan langkah-
langkah yang harus diambil
untuk mencegah rambut dan
jenggot rontok. Selain itu, dia
juga memaparkan tentang
cara mendapatkan rambut
yang lebat dan panjang. Ibnu
Sina juga memaparkan
bagaimana cara menata
rambut, seperti mendapatkan
rambut halus yang lurus atau
keriting.
Tak hanya itu, Ibn Sina juga
menjelaskan metode untuk
mengubah warna rambut,
misalnya, warna rambut
dibuat lebih gelapkan
warnanya, dengan warna
hitam pekat, atau warna
rambut diubah menjadi merah,
cokelat, dan lainnya. "Semua
hal tentang pertumbuhan
rambut, penyakit, pengobatan
dijelaskan sesuai dengan teori
humoral. Tetapi sulit untuk
memahami arti medis dari
beberapa istilah," ungkap Prof
Nil.
Khusus tentang rambut, Ibnu
Sina mengkaji masalah
kebotakan dan beragam
penyebab rontoknya rambut.
Menurut dia, terdapat tiga
faktor yang membuat rambut
gagal tumbuh. Ppertama, "zat"
rambut tidak menembus ke
dalam tempat tumbuhnya
rambut. Kedua, 'zat'
menembus ke tempat rambut
tumbuh, namun tak bertahan
di tempat itu. Ketiga, "zat"
rambut merusak, akibatnya
tak cocok untuk pertumbuhan
rambut.
Pengobatan rambut
Selain mengindentifikasi
masalah penyebab kerusakan
rambut, Ibnu Sina pun
menawarkan pengobatannya.
Secara khusus, ia menulis
tentang ''obat melindungi
rambut." Prinsip-prinsip
pengobatan penyakit terkait
rambut didasarkan pada teori
humoral. Obat yang
melindungi rambut, papar ibnu
Sina, harus memiliki "daya
tarik" untuk menormalkan dan
menyesuaikan suhu (hararet-i
latîfe-i jazzabe) dan
"mempertahankan kekuatan
zat" (quvva-i kâbiza).
Perawatan kulit
Selain membahas berbagai
masalah tentang rambut, Ibnu
Sina juga mengupas perwatan
kulit secara detail. Masalah
perawatan, penyakit dan
pengobatan kulit diuraikan
sang dokter legendaris dalam
artikel kedua bab ziynet. Pada
abad ke-10 M, Avicenna sudah
mampu menjelaskan secara
ilmiah mengenai perubahan
warna pada kulit.
Menurut Ibnu Sina, ada
sejumlah faktor yang
menyebabkan perubahan
warna kulit seperti sinar
matahari, udara dingin, angin,
usia lanjut, jarang mandi,
makanan yang terlalu asin
serta perubahan dalam darah.
Sang dokter juga merinci
tentang penyebab kulit
mencaji pucat. Kata dia,
penyebab kulit pucat antara
lain, penyakit, kegelisahan,
kelaparan, terlalu banyak jimak
(hubungan seks), sakit parah,
cuaca terlalu panas, kurang
minum serta faktor lainnya.
''Hal yang luar biasa Ibnu Sina
sudah mempu mengamati
hubungan antara geophagia
(kebiasaan memakan tanah)
dengan anemia," ungkap Prof
Nil. Ibnu Sina dalam bab ziynet
juga sudah memberi solusi
penyembuhan dan perawatan
masalah yang biasa dialami
pada kulit itu.
Penyakit kulit
Masalah penting lainnya yang
dijelaskan Ibnu Sina mengenai
jenis-jienis penyakit kulit dan
pengobatannya. Dalam artikel
ketiga, sang dokter sudah
menjelaskan penyebab
terjadinya kulit melepuh,
jerawat, bisul, borok serta
penyakit kulit lainnya.Menurut
Prof Nil, pembahasan rahasia
merwat kecantikan, rambut
dan kulit yang dijelaskan Ibnu
Sina diklasifikasikan
berdasarkan gejala. Contohnya,
rambut rontok, kulit pucat tau
tubuh menjadi kurus. Dalam
bab ziynet, penyakit-penyakit
kulit juga dibahas Avicenna
dalam artikelnya tentang kulit.
Pembahasan kulit secara
khusus, dikaji dan dikupas
dalam artikel ketiga.
Ibnu Sina juga membahas
masalah kecantikan dengan
mengklasifikasikan organ. Ia
mengupas masalah kecantikan
mulai dari kepala yakni
tentang perawatan rambut
dan diakhiri dengan
mempelajari kaki. Sang dokter
berupaya membahas masalah
kesehatan tubuh secara runut
dari atas sampai ke bawah.
''Topik mengenai ziynet
sebagai berhubungan dengan
kosmetika,'' tutur Prof Nil.
Ibnu Sina
ternyata sudah mampu
menawarkan formula
perawatan untuk rambut dan
kulit. Selain itu, ia juga sudah
menjelaskan mengenai
penyakit-penyakit kulit yang
banyak dialami, metabolisme,
terapi fisik dan haematologi.
''Ibnu Sina mengupas masalah
ini bukan untuk mempercantik
orang, tapi bagaimana
menyembuhkan penyakit
yang dapat merusak
penampilan.'' desy susilawati/
hri
Madu sebagai Obat
Kecantikan
Ibnu Sina melakukan penelitian
terhadap bahan-bahan alami
yang ada pada masanya. Salah
satu bahan alami yang
ditawarkannya untuk
merawat kecantikan tubuh
adalah madu dan minyak
zaitun. Kedua bahan tersebut
ternyata mampu menjadi obat
mujarab yang digunakan
sebagai kosmetika yang
memiliki beragam khasiat.
Menurut Avicenna, madu dan
minyak zaitun bisa
mengencangkan kulit muka
dan seluruh kulit badan. Kedua
bahan alami yang mendapat
perhatian khusus dalam
Alquran itu mampu
menghilangkan flek-flek hitam
dan jamur kulit. Selain itu,
madu dan minyak zaitun juga
bisa menghaluskan kulit dan
mengurangi reutan pada
wajah.
Yang tak kalah menariknya,
Ibnu Sina pun telah
menemukan fakta bahwa
minyak zaitun dan madu
mampu menghilangkan bau
badan yang tak sedap, serta
bisa memberikan vitamin pada
kulit dan melembabkannya.
Selain untuk kosmetik, madu
juga bisa digunakan untuk
bearagam kegunaan lainnya.
Mulai dari makanan, obat-
obatan sampai bahan untuk
alat-alat kecantikan. Sejatinya,
manfaat madu telah dirasakan
peradaban manusia sejak
dahulu kala. Orang Mesir Kuno
telah mengonsumsinya.
Penduduk Mesir Kuno sudah
terbiasa memanfaatkan madu
sebagai makanan bergizi
tinggi serta obat berbagai
macam penyakit yang
mujarab.
Meski begitu, peradaban kuno
belum mampu menjelaskannya
secara ilmiah. Adalah Ibnu Sina
seorang dokter legendaris
sepanjang masa yang telah
berhasil membuktikan
kebenaran khasiat madu
tersebut, dalam usia tua.
Konon, Ibnu Sina masih tetap
kelihatan sehat dan segar
bugar layaknya seorang
pemuda, karena terbiasa
mengonsumsi madu. she
Sang Dokter Legendaris
''Bapak Kedokteran Modern.''
Begitulah Ibnu Sina
(980-1037) atau Avicenna
kerap dijuluki. Dokter kelahiran
Persia itu dikenal sebagai
seorang penulis produktif.
Karyanya yang paling
monumental adalah Qanun fi
Thib rujukan dalam bidang
kedokteran selama berabad-
abad.
Ibnu Sina bernama lengkap
Abu Al al-Husayn bin Abdullah
bin Sina. Ia lahir pada 980 di
Afsyahnah daerah dekat
Bukhara, sekarang wilayah
Uzbekistan dan meninggal
pada Juni 1037 di Hamadan,
Persia (Iran). Dia adalah
pengarang sekitar 450 buku,
terutama kedokteran dan
filsafat.
George Sarton
mentahbiskannya sebagai
"ilmuwan paling terkenal dari
Islam dan salah satu yang
paling terkenal pada semua
bidang, tempat, dan waktu."
pekerjaannya yang paling
terkenal adalah The Book of
Healing dan The Canon of
Medicine, dikenal juga sebagai
sebagai Qanun (judul lengkap:
Al-Qanun fi At Tibb).
Meskipun secara tradisional
dipengaruhi oleh cabang Islam
Ismaili, pemikirannya terbilang
independen. Ia dikenal berotak
encer, karena memiliki
kepintaran dan ingatan luar
biasa. Pada usianya yang
ke-14 tahun, Inu Sina sudah
setaraf dengan para gurunya.
Ibnu Sina dididik dibawah
tanggung jawab seorang guru,
dan kepandaiannya membuat
masyarakat di wilayahnya
berdecak kagum. Ia telah
menghafal Alquran pada usia 5
tahun.

Artikel kiriman saudara
anis dari ujung pandang untuk www.apiel.xtgem.com


HOME
Check artikel : 1


XtGem Forum catalog